Geger Sapehi 1 : Ketika Inggris Menginvasi Kraton Jogja

ยท

Geger Sapehi 1 : Ketika Inggris Menginvasi Kraton Jogja

Geger Sapehi merupakan sejarah kelam yang menimpa masyarakat Jogja pada tanggal 20 Juni 1812. Peristiwa itu terjadi ketika Tentara Inggris menginvasi Kraton Jogja, melakukan pembantaian secara membabi buta hingga penjarahan. Menjadi babak baru dalam sejarah Kesultanan Ngayogyakarta. Hadiningrat.

Pendahuluan

Banyak yang bilang dijajah Inggris itu lebih baik daripada Belanda. Anggapan mereka ialah kebanyakan negara yang dulunya merupakan Jajahan Inggris itu lebih makmur secara ekonomi dan maju dalam teknologi.

Namun siapa sangka hal itu sebenarnya hanyalah mitos belaka. Namanya penjajahan pada hakikatnya tetaplah penjajahan. Di dalamnya udah pasti ada penindasan dan diskriminasi.

Hal ini terbukti ketika Inggris menguasai Hindia Belanda (Indonesia) pernah melakukan pembantaian hingga penjarahan besar-besaran. Satu peristiwa kelam yang akan selalu diingat terutama oleh masyarakat Jogja. Itu pula yang akhirnya merubah tatanan sejarah Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat.

Peristiwa Kelam ini dikenal dengan nama Geger Sapehi. Dinamai itu merujuk pada Sapehi yakni orang India yang bergabung dengan Pasukan Inggris dibawah Kolonel Gillespie.

Konten Peristiwa Geger Sapehi Dibuat Berseri

Sebelum lanjut mau disclaimer dulu nih. Konten tentang Peristiwa Geger Sapehi akan dibuat berseri. Ini adalah Geger Sapehi 1 yang akan menjadi pengantar atau gambaran ringkas tentang sejarah kelam tersebut.

Di Geger Sapehi 1 akan mengulas secara umum tentang Kejatuhan Pulau Jawa, Penolakan Sultan Sepuh berkompromi dengan Inggris yang menjadi latar belakang peristiwa kelam ini, dan Serangan Pagi Buta yang Merubah Sejarah.

Pulau Jawa Jatuh ke Tangan Inggris

Semua berawal ketika Pulau Jawa berhasil direbut oleh Inggris dari tangan Belanda pada 4 Agustus 1811. Posisi Jawa waktu itu ada di bawah administrasi kolonial Inggris yang berkedudukan di Kalkuta, India. Dibawah Gubernur Jenderal Lord Minto.

Lord Minto menunjuk Thomas Stamford Raffles sebagai Letnan Gubernur di Jawa. Kemudian ditindaklanjuti dengan membuat kebijakan-kebijakan baru.

Kerajaaan-kerajaan diminta tunduk mengikuti kemauan Inggris sebagai penguasa baru. Pada November 2011, Raffless menunjuk John Crawfurd sebagai Residen Jogja.

Salah Satu Bagian Kraton Jogja

Geger Sapehi 1 : Sultan Sepuh Menolak Tunduk

Tantangan muncul dari wilayah Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat. Sri Sultan Hamengkubuwono II alias Sultan Sepuh menolak tunduk pada Inggris.

Sultan Sepuh menghimpun kekuatan secara terang-terangan untuk menghadapi Inggris. Hal ini dianggap sebagai ancaman oleh Raffles. Sehingga Raffles menindaklanjuti dengan pengiriman pasukan dibawah Kolonel Gillespie untuk menyerang Jogja.

Geger Sapehi 1 : Inggris Mulai Menginvasi Jogja

Pada tanggal 17 Juni 1812, Inggris mulai melakukan invasi ke Jogja. Namun pasukan Kraton Jogja berhasil melukai dan menghalau pasukan Inggris. Keesokan harinya, Inggris mengirim utusan untuk negosiasi dengan Sultan Sepuh dan akhirnya ditolak.

Utusan itu kembali dengan tangan kosong. Di hari yang sama juga Pihak Kraton mulai menembakkan meriam sebagai tanda menolak kompromi pada Pemerintah Inggris. Berbagai pertempuran kecil pun mulai terjadi hingga tanggal 19 Juni 1812 malam.

Serangan Kejutan yang Merubah Sejarah

Tanggal 20 Mei 1812, Pasukan Inggris yang terdiri dari tentara Eropa dan India, dibantu Legiun Mangkunegaran, Pangeran Notokusumo, dan Tan Jin SIn melakukan penyerangan ke wilayah Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat secara mendadak.

Geger Sapehi 1 : Serangan Pagi Buta

Serangan pembuka menargetkan Jokteng Lor Wetan. Kemudian Benteng Baluwerti diserang dari segala arah hingga bisa ditembus. Singkat cerita Pasukan Inggris akhirnya berhasil menaklukkan perlawanan dari pasukan Kraton Ngayogyakarta dan menguasai Kraton secara keseluruhan.

Mengapa Kraton begitu mudah takluk? Penyerangan dari pihak Inggris dilakukan di pagi hari buta tanggal 20 Juni 1812. Kemudian di sisi Kraton tengah mengalami konflik internal yang berakibat pada kurangnya persatuan dan kesatuan.

Jogteng Lor Wetan Saksi Peristiwa Penyerbuan Inggris ke Kraton

Sultan Sepuh Menyerah

Sultan Sepuh akhirnya menyerah, kemudian diasingkan ke Penang Malaya. Peristiwa Geger Sapehi memakan korban jiwa cukup besar di pihak prajurit Kraton dan warga sipil. Sedangkan pihak Inggris hanya kehilangan sedikit pasukan.Menyerahnya Sultan Sepuh jadi akhir dari Peristiwa Geger Sapehi.

Turunnya Kewibawaan Sultan

Takluknya Kesultanan Ngayogyakarta membuka babak baru dalam sejarah. Diantaranya pengukuhan Sri Sultan Hamengkubuwono III atau Raden Mas Soerojo tak lagi dilakukan di Kraton, melainkan di Kantor Residen.

Kedudukan Sultan pun menjadi sejajar dengan Gubernur Jenderal maupun Residen. Tak lagi lebih tinggi. Peristiwa Geger Sapehi berdampak kewibawaan sultan yang mengalami degradasi.

Berdirinya Pakualaman

Kesultanan banyak kehilangan wilayah terutama Mancanegara. Inggris juga menyerahkan sebagian wilayah kepada Pangeran Notokusumo sehingga beliau memiliki wilayah kekuasaan sendiri yang dikenal sebagai Adipati Pakualaman.

Kesimpulan

Geger Sapehi 1 atau bagian pertama dari Peristiwa Geger Sapehi secara umum mengulas tentang penaklukkan Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat oleh Inggris. Peristiwa itu juga membawa dampak besar bagi kesultanan.

Selain dari runtuhnya wibawa juga harus kehilangan wilayah Mancanegara. Dampak lain juga Pangeran Notokusumo mendapat wilayah sendiri yang dinamakan Pakualaman.

Masih Lanjut Bagian ke-2

InSyaaAlloh pembahasan tentang peristiwa Geger Sapehi akan lanjut bagian ke-2 yakni Mengenal Sultan Sepuh atau Sri Sultan Hamengkubuwono II.

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *